Kekalahan telak 2-5 yang diderita FC Twente dari Bodo/Glimt pada leg kedua playoff 16 besar Turnamen Europa 2024/2025 berbuntut panjang. Lini pertahanan kelompok berjuluk The Tukkers, yang digunakan dikawal Mees Hilgers, menjadi sorotan tajam dari berbagai pihak.
Asisten ahli Timnas Indonesia , Alex Pastoor, turut memberikan pandangannya terkait kekalahan tragis FC Twente. Ia menilai bahwa Bodo/Glimt memang benar miliki keunggulan akibat bermain di tempat kandang sendiri.
Namun, Pastoor mempertanyakan strategi yang diterapkan oleh FC Twente di pertandingan tersebut. “Keunggulan jelas ada dalam pihak pasukan Norwegia. Tapi yang tersebut jadi pertanyaan, apa sebenarnya rencana permainan FC Twente?,” kata Pastoor, dilansir dari Twente Fans, Hari Jumat (21/2/2025).
Pastoor menyoroti buruknya permainan lini pertahanan FC Twente. Ia menilai Mees Hilgers kemudian rekan-rekannya gagal mengantisipasi serangan-serangan yang dilancarkan oleh Bodo/Glimt.
Akibatnya, FC Twente harus kebobolan lima gol, termasuk satu gol bunuh diri yang dicetak oleh Hilgers. “Dalam bertahan, ada dua atau tiga pemain yang dimaksud seakan berhenti bergerak. Hal ini persoalan eksekusi, juga mereka gagal melakukannya dengan baik. Upaya bertahan dia juga buruk. Jika meninjau pertandingan ini, mereka itu memang sebenarnya tidak ada sanggup berkata banyak,” bebernya.
Kritik pedas juga datang dari pundit sepak bola Belanda, Jan Van Halst. Ia menilai para pemain bertahan FC Twente tiada miliki rasa tanggung jawab pada menjalankan tugasnya.
“Saya benar-benar tiada suka pertahanan zona. Tidak ada yang mana mau mengambil tanggung jawab. Hal ini kesalahan ganda. Mereka menggunakan zona marking, tapi semua pemain justru berlari menjauh. Tidak ada yang dimaksud merasa bertanggung jawab, semuanya belaka saling menyalahkan,” tutur Van Halst.
Kekalahan ini tentu sangat menyakitkan bagi FC Twente. Mereka sebenarnya memiliki modal bagus pasca menang 2-1 di tempat leg pertama. Namun, keunggulan yang dimaksud gagal dipertahankan juga justru berujung pada kekalahan telak.